Monday 15 August 2016

erwin.noekman.blog,Erwin has pending invitation.

Hi erwin.noekman.blog,
Erwin left you a private message
View Message
Other members you could meet
Syafri
Syafri, 18
Indonesia
Ninna
Ninna, 23
Bandung, Indonesia
Randika
Randika, 21
Indonesia
Iqbal
Iqbal, 25
Jakarta, Indonesia
This email is sent to erwin.noekman.blog@blogger.com on behalf of Erwin Noekman.
If you do not wish to receive email communications from Zorpia, please click here to opt out.
Zorpia Co. Ltd. P.O. Box #28960, Gloucester Road Post Office, Hong Kong

Friday 19 July 2013

The Return

After all these years ...
E | H | N

Come back

After these years

Erwin Noekman


sent through my blackberry device

Wednesday 30 January 2013

Check out Erwin's photos on Facebook.

facebook
Check out Erwin's photos on Facebook.
If you sign up for Facebook, you'll be able to stay connected with friends by seeing their photos and videos, staying up to date with their latest status updates, exchanging messages and more.
Join Erwin on Facebook
This message was sent to erwin.noekman.blog@blogger.com. If you don't want to receive these emails from Facebook in the future or have your email address used for friend suggestions, please unsubscribe.
Facebook, Inc., Attention: Department 415, PO Box 10005, Palo Alto, CA 94303

Sunday 26 August 2012

On a day like today

Lagu Bryan Adams ini sebenarnya okelah..... just "okay".

Tapi sesuai yang lain terasa begitu saya dengar di pesawat menjelang mendarat di Dubai.

Wow, perfect, pas banget.

Liriknya benar2 bisa sesuai dengan teriknya mentari di jazirah arab ini. Benar, disana, kita tidak akan pernah mau melihat matahari terbenam

... on a day like today.... you'll never want to see the sun go down ...

Walaupun biaya hidup di sana relatif muahal, tapi tetap menarik bagi pendatang asing. Tercatat lebih dari 90% penduduk Dubai adalah warna negara asing, yang didominasi oleh warga Asia Selatan seperti India, Pakistan, Bangladesh, lanjut diikuti oleh orang2 berkulit putih (Eropa, Amerika).

Dubai, seperti juga kota2 lain di jazirah Arab, memang menjadi gerbang ekonomi dunia yang masih menjanjikan. Luapan dana dari daerah ini masih "menguasai" perputaran uang dunia.


- E | H | N -

Grande Mosquee De Paris; Masjid Terbesar di Prancis & Saksi PD II

Jakarta - Siapa yang tidak kenal Kota Paris di Prancis. Kota romantis penuh keeksotisan karena keberadaan menara Eiffel yang tinggi menjulang. Tapi, siapa yang tahu bangunan masjid pertama yang berdiri tegak di negara ini. Ini dia, Grande Mosquee De Paris atau biasa disebut masjid agung Paris.

Grande Mosquee De Paris adalah masjid dengan dinding murni putih dan hijau-biru serta bentuk atapnya seperti menara. Bersejarah, karena masjid ini terbesar ketiga di Eropa dan menjadi masjid pertama yang dibangun di Prancis. Terletak di Arondisemen Place du Puits de l'Ermite, tepat dijantung kota Paris. Kemegahan masjid ini tak kalah indahnya dengan menara Eiffel.

Sebagaimana dilansir Islamcity.com, sejarah awal dibangunnya masjid ini adalah untuk menghormati masyarakat Arab-Prancis yang bertempur pada perang dunia I, terutama bagi mereka yang tewas dalam peperangan Verdun tahun 1916. Masjid yang terbuat dari beton dengan mozaik ajaib ini dibangun pada tahun 1920 dan diresmikan pada tanggal 15 Juli 1926 oleh Presiden Gaston Doumergue, kemudian dipimpin doa bersama sebagai tanda peresmian oleh Ahmad al-Alawi (1869-1934), seorang pendiri Aljazair.

Selama Perang Dunia II, masjid ini menjadi tempat persembunyian rahasia bagi korban aniaya. Dahulu masjid ini disediakan untuk tempat tinggal, tempat yang aman untuk anak-anak Muslim dan Yahudi. Masjid ini memiliki peran sosial penting bagi umat Islam Eropa.

Namun demikian, menurut Institut Registri Dunia Arab, dari 4 juta warga muslim yang tinggal di Prancis, dan sekitar 121 masjid yang ada, banyak masjid yang tidak lebih hanya dijadikan tempat parkir dan bangunan kosong saja. Masjid inilah yang kaya akan sejarah keislaman dan sering digunakan untuk beribadah.

Ada satu yang menjadi daya tarik dari masjid ini selain menikmati arsitektur yang unik dan belajar banyak tentang sejarah Islam, yakni selama musim dingin ada pemandian Turki marmer. Jadwalnya bagi laki-laki pada hari selasa dan minggu, sedangkan waktu kosong selain itu untuk wanita.

(Sumber : Detik)




- E | H | N -

Sunday 21 August 2011

Bajaj Mogok

Bajaj Mogok


"Ya Allah, berikanlah kemudahan baginya | Berikan kemudahan rezeki bagi sang supir Bajaj dan keluarganya | Berikan ketenangan hati bagi Istri & keluarga-nya, yang mungkin sedang was-was menantikan kembalinya sang mujahid ke rumahnya"

Sekelibat, terlintas begitu saja do'a di atas ketika aku melihat sebuah bajaj yang mogok di tepi jalan raya. Aku yang hampir saja menggerutu karena jalan yang kulalui terhambat, seketika sirna dan tercurahlah do'a di atas, ketika aku melihat sang sopir bajaj yang sedang sibuk meng-utak-atik bajaj-nya agar bisa hidup kembali.

Memang tak lebih dari sekedar doa yang mampu aku haturkan. Kondisi jalan yang padat tak memungkinkan bagiku untuk menepi di jalan dan bertindak lebih.

Rasa syukur kupanjatkan ke Sang Pencipta yang memberiku kesempatan untuk menikmati perjalanan dengan kesejukan AC atau mendengarkan suara merdu dari radio cassette. Aku tidak perlu berpanas-panas-an atau bersimbah keringat.

Ah, begitu Maha Murah hati-nya Sang Pencipta, yang memberikan umatnya (termasuk diriku)berkesempatan untuk mendapatkan ladang amal.

Semoga do'a yang kusampaikan itu di-ijabah oleh Yang Maha Kuasa.

Amin -


Sent from my Blackberry device powered by Google -

Monday 22 June 2009

Lelaki kerja di rumahan…. What’s wrong with that?


Secara umum dan demi alasan budaya dan sebagainya, prototype seorang suami (baca: lelaki) digambarkan sebagai tokoh yang kuat, pencari nafkah, penopang kehidupan keluarga dan menjadi role model bagi para anak (lelaki). Sementara, tokoh seorang ibu (baca: perempuan) lebih digambarkan sebagai sesorang yang lemah lembut, tinggal di rumah, mengayomi keluarga, mengasuh anak dan ujung-ujungnya…. sebagai tukang bersih-bersih di rumah.

Kayaknya, hari gini, prototype kayak gitu udah ngga laku lagi dech…

Begitu banyak perempuan yang bekerja di kantoran. Karirnya pun banyak yang lebih tinggi dari para lelaki. Bahkan sekarang ini perusahaan (swasta?) lebih banyak melakukan recruitment tenaga perempuan, karena dimata perusahaan biaya mereka relatif lebih murah (tidak ada dependant, potongan pajak lebih kecil, medical expenses, umumnya ditanggung suami, dsb). Lebih jauh, secara psikologis (dan juga kembali secara prototype) sosok perempuan digambarkan sebagai seseorang yang tidak mungkin melakukan kecurangan (korupsi, abusive of power, dsb). Sehingga kalau mau jujur, ke depan, kesempatan karir para perempuan justru lebih terbuka lebar dibandingkan dengan para lelaki. Kalau mau jujur juga…. penjahat sich ngga melihat jenis kelamin… artinya…. lelaki atau perempuan, kalo mau korupsi, kalo mau selingkuh, kalo mau kejam… sama aja koq. Bahkan, umumnya perempuan lebih banyak “bermasalah” di lingkungan kantor karena menggunakan perasaan, jadinya timbullah kecemburuan, sentiment pribadi, dsb, dsb….

Tetapi, keberadaan seorang perempuan di lingkungan kerja dianggap sebagai hal yang biasa. Alasan emansipasi lah dijadikan perisai untuk menjadikan mereka mendapatkan privilege….

Kembali ke topik di atas….

Kalau perempuan berada di kantor dianggap biasa – padahal tidak sesuai dengan prototype awal – bagaimana dengan sosok pria yang tinggal di rumah…..

Saya cukup yakin, tulisan saya ke bawah ini akan mengundang komentar-komentar, most likely, menentang….

Mari kita mulai….

Bila seorang lelaki, karena tinggal di rumah apa yang akan terjadi?

Lingkungan sosial (baca: lingkungan pencemooh, gossiper, dsb) akan menjadi pihak pertama yang berteriak. Lelaki itu akan dianggap sebagai seseorang yang “gagal”. Lelaki itu akan dicemooh, dicaci, dimaki, dihina, dsb, dsb….

Regardless, alasan lelaki tadi berada di rumah… what’s wrong with that?

Tidakkah orang percaya kepada takdir?

Seperti yang saya gambarkan di atas, kesempatan kerja untuk lelaki akan semakin sempit. Dampaknya…. yah pastinya akan semakin banyak lelaki yang tidak bisa mendapatkan pekerjaan…

Bila kondisi di atas terjadi, seorang lelaki yang percaya kepada Tuhan dan bertawakal tentunya akan membuka matanya, mengesampingkan ego kelelakiannya dan bersikap reasonable. Bila ia sudah menikah, sementara istri-nya mempunyai kesempatan untuk terus bekerja, mengapa tidak saling terbuka?

Sang lelaki di rumah menjaga dan mengasuh keluarga, sementara sang perempuan beralih menjadi bread winner. Harus ada kerelaan dari masing-masing pihak. Kalau ego lelaki tetap tinggi, ia akan memaksa istrinya juga tetap di rumah. Bila ego perempuan tinggi, ia juga bisa menuntut pisah dari lelaki yang dianggapnya “loyo”.

Padahal kalau dipikirkan, pasangan sudah bersama sejak awal, sejak sama-sama merintis. Kadang di tengah jalan ada saja “gangguan”, sesutu yang terlihat mengkilat hingga menyilaukan mata… Padahal bisa jadi, gangguan ini hanya melihat sosok yang dianggapnya sukses… tanpa melihat ke belakang, bagaimana susahnya di masa-masa awal….

Bila itu sudah terjadi… apakah kebersamaan yang sudah dibangun sejak titik nol ditinggal begitu saja… so unfair… so unfair…

Situasi di atas, saya gambarkan bila seorang lelaki terkena dampak downsizing atau rasionalisasi…

Bagaimana bila seorang lelaki berada di rumah, mengerjakan pekerjaan rumah, sementara ia tetap ke kantor… for me… he is a real super man… bisa digambarkan sebagai sosok yang mempunyai delapan tangan yang mampu meng-handle dan menjaga keseimbangan antara tuntutan pekerjaan di kantor dan kehidupan di rumah.

Mungkin bagi para lelaki lain, melihat seorang petinggi mencuci piring, menyapu halaman, mengepel, atau menyuapi anaknya, hal itu dianggap sebagai sesuatu yang absurd.

Entah bagaimana pandangan perempuan melihat itu… mungkin ada yang mengacungkan jempol, melihat empati seorang lelaki membantu perempuan – tanpa rasa canggung.

Atau mungkin ada pula yang mencibir…. ich mau aja disuruh-suruh istri… pasti tuch lelaki ISTI (ikatan suami takut istri)… Padahal sich mungkin cibiran itu keluar, karena suami dari perempuan itu tidak mau melakuakn hal yang sama :D

Sungguh aneh, bahkan seorang kerabat – yang katanya mendalami ilmu agama. Berkomentar sinis bila melihat seorang lelaki berada di dapur, apalagi kalau melihat lelaki itu menyapu halaman rumah ya… wah bisa-bisa keluar fatwa haram kali ya… :D

Padahal sich, singkat saja – ilmu agama saya sich ngga dalem-dalem banget - yang penting bagi saya, ilmu itu diamalkan, bukan dipelajari terus dipendem sendirian. Bagi saya, melakukan hal-hal seperti di atas, bukanlah sesuatu yang taboo, apalagi kalau menganggap hal ini menurunkan derajat lelaki.

Ngga lah.

Derajat seseorang (doesn’t matter men or women) bukan dilihat dari pakaian, bukan dari mobil, bukan dari rumah, bukan dari harta, bukan dari pendidikan, bukan dari jabatan…. Semua itu tidak akan ada artinya, kalau kelakuannya tidak mencerminkan dirinya sendiri…

Muhammad bin Abdullah - salam sejahtera bagi dirinya, keluarga serta umatnya - manusia terhebat sepanjang sejarah alam, yang pada masanya sebagai penguasa jazirah Arab, pemimpin tertinggi umat, manusia tersuci di mata sang pencipta… dalam riwayatnya diceritakan bahwa beliau tidak membiarkan istrinya menyapu halaman rumahnya, melainkan beliau sendiri yang melakukannya.

Apakah taboo seorang rasul melakukan hal itu?

Apakah taboo bagi seorang atasan melayani anak buahnya?

Apakah taboo ketika CEO Walt Disney menyapu playground theme park-nya?

Apakah taboo ketika CEO McDonalds turun ke gerainya membersihkan bekas makanan pelanggannya?

Apakah taboo ketika seorang Kepala Cabang menyapu halaman rumahnya sendiri? Mengepel rumahnya sendiri? Menyuapi anaknya? Menggantikan diaper?

What’s wrong with that???

Realistis aja dech, kalo bisa dan mau membantu - ngga usah mikirin orang lain.

Inget aja cerita Luqman, anaknya dan seekor keledai. Singkat kata - apapun yang kita lakukan, tidak akan lepas dari "omongan" orang lain....

Makanya ada peribahasa, anjing menggonggong, khafilah berlalu....

Intinya… asal ikhlas, ber-empati dan berusaha menyenangan hati orang lain… everything’s gonna be alright…

Life is already complicated, don’t make it even worse.

Peace

E H N

>>> animus inside, aiming high >>>

Sunday 21 June 2009

Anak Kecil dan Pesawat Terbang

Dear all - ini email yg saya dapat dari milis RDI (readers' digest Indonesia). Perihal kebenaran dan keabsahan ceritanya silakan check dan browse sendiri - mungking bisa di-share bersama.

>
Subject: [readersdigest_indonesia] Anak-anak vs Pesawat terbang

Ini cerita yang benar-benar terjadi tentang anak yang terbang bersama orang tuanya dalam rangka liburan.Pada tanggal 16 Juni '09 yang lalu, saya hendak boarding di bandara Minangkabau, Sumatera Barat.

Waktu menunjukkan pukul 17.15 dan  pesawat saya akan take off pukul 17.45. Sudah ada penumpang yang bergerak di pintu boarding tapi kemudian gerakan itu terhenti dan selanjutnya tidak ada aktivitas apa-apa. Saya bingung. Saya datangi petugasnya dan mereka bilang, "Nanti akan diumumkan. Tunggu saja."  Saya hanya mengangguk  saja dengan kepala masih dihinggapi pertanyaan. Tapi ketika setengah  jam sudah berlalu dan waktu sudah menunjukkan pukul 17.45, tanda-tanda akan boarding tidak juga terlihat. Saya langsung berpikir, 'ini pasti sebuah penundaan'. Benar saja. Beberapa detik kemudian, terdengar suara pengumuman airline yang akan saya tumpangi itu yang berbunyi "... terjadi penundaan untuk ... WAKTU YANG TIDAK DAPAT DITENTUKAN.. ."  Saya terkejut sekali. Untuk waktu yang TIDAK DAPAT DITENTUKAN? Wah! Saya kembali ke petugas tersebut untuk bertanya. Jawabannya: "Nanti diumumkan... " Tetap saja tidak ada pengumuman. Ya, saya datangi kantor penjualannya dan bertanya di situ. Jawabannya ... ternyata cukup MENCENGANGKAN.

Ini jawabannya:

Sewaktu landing di bandara Minangkabau tersebut, ada seorang anak laki-laki berumur antara 7-10 tahun, yang entah bagaimana ceritanya, bisa menjangkau EMERGENCY EXIT dan .... MEMBUKA PINTU EMERGENSI tersebut.

Akibatnya ... sliding ban-nya mengembang (Saya cukup terpana mendengar penjelasan ini - bayangkan saja, seorang anak berada di area emergensi pesawat dan mampu membuka pintunya!). Sliding ban itu bisa dilipat dan diletakkan kembali ke tempat semula, tapi pihak airline tidak mau mengambil risiko jika terjadi sesuatu di kejadian berikutnya, ban itu ternyata tidak berfungsi. Jadi, pihak airline memutuskan mengganti sliding ban itu dengan yang baru. Yang artinya, sebuah penundaan terbang, karena sliding ban yang baru adanya di Jakarta.

Jadi...saya dan calon penumpang lainnya harus menunggu kedatangan sliding ban itu dan juga menunggu pemasangannya sampai selesai, baru kita bisa terbang ke kota tujuan.

Antara terhenyak dan tidak percaya, saya tatap petugasnya. Petugasnya seperti mengerti arti tatapan saya, dia buru-buru menjelaskan lebih lanjut, "Pesawat kita pesawat baru bu, tidak ada masalah. Masalahnya adalah karena anak yang lepas kontrol dari orang tuanya. Itu anaknya bu, ditahan pihak kami, beserta orang tuanya ..." Ya ... saya memang melihat sebuah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan dua anak laki-laki. Ayah dan ibunya berwajah lesu, sementara anak-anaknya berwajah yang khas anak-anak, riang gembira dan polos, tidak sadar kalau perbuatannya telah menghasilkan ekses yang luar biasa.

Karena seorang anak yang bisa menjangkau pintu emergensi dan membukanya, seluruh calon penumpang airline yang bersangkutan harus menunggu 6 jam lebih di bandara. Calon penumpang baru bisa diterbangkan pukul 1 dini hari berikutnya, sebuah waktu keberangkatan yang tidak lazim. Belum lagi masalah  kelelahan, kebingungan, dan kemarahan karena tidak bisa dipindah ke penerbangan lain. Karena menjelang liburan, ada banyak bayi dan balita di antara calon penumpang Juga banyak orang lansia. Bisa dibayangkan bayi, balita dan lansia itu harus menunggu sekian lama dengan kondisi yang tidak memadai.

Yang menjadi pertanyaan, KENAPA ADA ANAK BISA MENJANGKAU PINTU EMERGENSINYA? Bagaimana posisi dan kondisi di sekitar pintu emergensi itu? Apakah tidak ada penumpang yang duduk di area emergensi? Kalau tidak ada, kenapa tidak ada petugas yang berdiri di situ, bukankah begitu peraturannya?

Orang tua si anak diminta ganti rugi sebesar 600 juta oleh pihak airline. Apapun cerita dan kejadiannya, masuk akal atau tidak, kita diingatkan bahwa anak-anak tetaplah anak-anak. Mereka selalu ingin tahu dan bergerak aktif.

Dengan adanya kejadian itu, sebuah pembelajaran bagi kita sebagai orang tua, dan pembelajaran bagi maskapai. Bagaimana kalau anak itu membuka pintu emergensinya ketika pesawat sedang berada di udara?

Terima kasih sudah membacanya. Selamat Berlibur.

Ita

>

Saya sendiri membaca email ini hampir tidak percaya kalau kejadian seperti ini bisa terjadi.

Sejujurnya, saya sendiri belum browsing lebih lanjut untuk mencari kebenaran dan keutuhan cerita ini.

Tetapi, bila dipikirkan lebih jauh... Kejadian seperti ini memang bisa saja terjadi.

Menurut KUHP (kalo ngga salah ya) orang tua bertanggung-jawab atas perbuatan anaknya (yg masih di bawah umur - minor) yang menyebabkan kerugian bagi pihak lain.

--- juga berlaku bagi pemilik hewan peliharaan (mis: anjing), apabila hewannya menimbulkan kerugian bagi orang lain (mis: menggigit), adalah tanggung-jawab di empunya hewan tadi ---

Terlepas dari permasalahan hukum di atas, kita harus lebih waspada dalam menjaga anak-anak kita. Terlepas dari "status" mereka yang masih "belum mengerti apa-apa" tetapi konsekwensi atas tindakan mereka itu tetap harus menjadi perhatian.

Semoga bermanfaat.

E H N


.: Erwin H Noekman :.

^_^
For a greener life, do a little favour for our aging earth... think twice - or even thrice - before printing this message.
-
Sent through my BlackBerry® device, using erwin.noekman@gmail.com :-

Tuesday 16 June 2009

Back in the Old days - when we were (so much) younger than today . . . . .

Masa lalu


Masa lalu, memang indah untuk dikenang. Masa lalu, memang nikmat untuk dikenang. Masa lalu, membangkitkan kembali kenangan.

Tapi.... masa lalu, adalah masa lalu. Masa lalu adalah kemarin.

Hari ini, kita hanya bisa mengingat apa yang sudah terjadi kemarin.

Hari ini kita hanya bisa bersyukur atas keindahan di hari kemarin.

Hari ini juga, kita hanya bisa menyesali perbuatan di hari kemarin.

Tidak ada lagi yang bisa kita lakukan.

Foto-foto ini, adalah sebersit kenangan. Tak terasa, bertahun-tahun sudah berlalu. Begitu cepat berlalu.

Tak terasa, sudah delapan tahun sejak pertama kali kita berkumpul di LPPA - Cisarua. Berkumpul bersama, memulai dari titik nol. Belajar asuransi dari awal. Pendidikan awal sebelum terjun ke pekerjaan nyata. Berkumpul sebelum disebar ke berbagai kota di Nusantara.

Siapa mengira, sewindu berikutnya...... kita ada di sini....

Sebagian rekan sudah berpisah....
sebagian lainnya masih bertahan...

Sebagian sudah berpindah-pindah....
sebagian masih berjalan di tempat...

sebagian sudah menjalani kerasnya terpaan angin di pucuk pohon...
sebagian lainnya masih kokoh bertahan di awal pohon...

Akankah kita tetap seperti yang ada di foto....
tentu tidak...

nothing stays the same...
change,
now it's time to change....
things will never be the same...

setidaknya, kondisi badan kita pun sudah jauh berubah....
dari foto (di masa-masa awal merintis karir) terlihat masih ramping....

sekarang....
buncit....

apakah itu menjadi tanda kemakmuran???


Foto ini bahkan menunjukkan lebih jauh lagi, ketika sudah satu dasawarsa, satu dekatu... sepuluh tahun... (bahkan lebih) kita bersama di Liverpool.

Bersama, berkumpul menimba ilmu di negeri orang.

Hampir sama, ketika itu kita bersama berjuang.. merintis gelar dan pengakuan akademis...

sebuah quotation latin (yang saya lupa bunyi aslinya) mengatakan bahwa persahabatan diuji dengan penderitaan...

Apakah itu benar?

Apakah orang-orang hanya akan bersama dan bersatu kekita menghadapi cobaan dan ujian?

Apakah orang-orang akan meninggalkan temannya ketika sudah berada dalam posisi yang aman dan nyaman?

Apapun itu....
masa lalu merupakan kenangan...

Tetapi....
Masa lalu bisa menjadi inspirasi...
untuk menempuh hari esok....

Tentara Romawi pun pernah menggunakan impian masa lalu dengan Imperium Romanum-nya.

Apakah Indonesia tidak ter-inspirsari dengan kedigjayaan Nusantara-nya...

Jepang dan Jerman menggunakan "amarah, dendam dan kebencian" ketika mereka ditaklukkan di PDII. Kini keduanya menjadi negara maju. Berlandaskan amarah, dendam dan kebencian untuk KALAH LAGI... mereka maju untuk menjadi JUARA...

Teman-teman (dan juga EHN sendiri)...
tanamkan amarah, dendam dan kebencian dalam diri kita semua...
amarah, dendam dan kebencian untuk kalah...

dan jadilah...

PEMENANG






E H N


(+) animus inside, aiming high >>>>>